Acarajé: Kudapan Khas Brasil yang Gurih dan Penuh Sejarah

Apa Itu Acarajé?

Acarajé adalah makanan jalanan yang sangat populer di Brasil, khususnya di kawasan Bahia, wilayah timur laut yang kaya akan budaya Afro-Brasil. Kudapan ini dibuat dari adonan kacang polong hitam (black-eyed peas) yang ditumbuk halus, dibentuk menjadi bola, lalu digoreng dalam minyak kelapa sawit merah (dende oil) hingga renyah dan keemasan.

Setelah digoreng, acarajé biasanya dibelah dan diisi dengan berbagai bahan seperti vatapá (semacam pasta udang berbumbu), acar shrimp, serta saus pedas dan sayuran. Rasanya unik dan menggugah selera, memadukan rasa gurih, pedas, dan sedikit manis dari minyak dende yang khas.

Lebih dari sekadar camilan, acarajé adalah simbol budaya dan sejarah, terutama bagi komunitas Afro-Brasil yang telah melestarikan tradisi kuliner ini selama berabad-abad.

Sejarah dan Nilai Budaya Acarajé

1. Warisan dari Afrika Barat

Acarajé memiliki akar sejarah yang kuat dari Afrika Barat, khususnya dari wilayah yang kini dikenal sebagai Nigeria dan Benin. Makanan ini dibawa oleh budak-budak Afrika ke Brasil selama masa kolonial Portugis. Dalam budaya Yoruba, makanan serupa dikenal sebagai akara, dan biasa digunakan dalam ritual keagamaan.

Ketika para budak membawa tradisi mereka ke Brasil, acarajé pun bertransformasi menjadi bagian penting dari budaya Afro-Brasil, terutama dalam kepercayaan Candomblé, sebuah agama yang menggabungkan unsur Afrika dan Katolik. Acarajé tidak hanya menjadi makanan, tapi juga persembahan suci kepada dewa-dewa (orixás) seperti Iansã.

2. Peran Perempuan Baiana

Acarajé identik dengan “Baiana”, sebutan untuk perempuan Afro-Brasil yang menjual makanan ini di jalanan Bahia dengan pakaian tradisional putih dan hiasan kepala. Mereka bukan hanya penjual makanan, tetapi juga penjaga budaya dan identitas Bahia. Di banyak kota seperti Salvador, acarajé dijual di gerobak sederhana, dan menjadi sajian wajib bagi penduduk lokal maupun wisatawan.

Cara Menikmati Acarajé

1. Disajikan Panas dan Renyah

Acarajé paling nikmat disajikan langsung setelah digoreng, saat bagian luarnya masih renyah dan bagian dalamnya lembut. Isian seperti vatapá, salad, dan udang goreng menambah kedalaman rasa dan tekstur.

2. Pilihan Pedas atau Tidak

Saat memesan, biasanya pembeli akan ditanya apakah ingin acarajé yang pedas atau tidak. Ini penting, karena sambal khas acarajé bisa sangat pedas bagi yang belum terbiasa!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *